Pada
1990 lalu, semangat petani di sepanjang Sungai Bengawan Solo, tepatnya Desa Gedung
Arum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur sangat tinggi.
Hanya saja, semangat itu terpatahkan karena petani tak bisa mengangkat/mengalirkan
air Sungai Bengawan Solo ke lahan persawahan yang jaraknya 3 kilometer.
Alhasil, lahan persawahan yang potensial untuk dikembangkan pertanian padi kurang maksimal karena petani membawa air Sungai Bengawan Solo ke persawahan. Suatu ketika, seorang pengusaha asal Lamongan datang dan bertekad berinvestasi untuk pengadaan pompa dan membuat irigasi di lahan persawahan petani Desa Gedung Arum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur. Usaha itu pun berhasil dan petani dapat menggarap ladangnya sepanjang tahun.
Alhasil, lahan persawahan yang potensial untuk dikembangkan pertanian padi kurang maksimal karena petani membawa air Sungai Bengawan Solo ke persawahan. Suatu ketika, seorang pengusaha asal Lamongan datang dan bertekad berinvestasi untuk pengadaan pompa dan membuat irigasi di lahan persawahan petani Desa Gedung Arum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur. Usaha itu pun berhasil dan petani dapat menggarap ladangnya sepanjang tahun.
Dalam
setahun, lahan pertanian yang luasnya mencapai 500 hektare (7 ton X 500: 350
ton) lebih itu bisa ditanami padi sampai tiga kali musim (tiga kali panen).
Berkah petani pun semakin besar. Saat ini, peralatan pompanisasi telah
diakuisisi Pemdes Gedung Arum yang sebelumnya diakuisisi oleh warga setempat.
Berkat semangat dan kekompakan petani, jangkauan pomponisasi milik Pemdes Gedung Arum melebar ke desa lain yang ada di sebelah Selatan desa tersebut yaitu desa Temu. Total luas lahan pertanian yang dialiri pompo milik Pemdes Gedung Arum pun bertambah luas, mencapai lebih dari 900 hektare. Sekali panen, pembagian hasil dari petani mencapai Rp 1,5 miliar.
Kesuksesan petani Desa Gedung Arum pun dilirik petani lain di Kecamatan Kanor seperti Desa Prigi Kecamatan Kanor yang letaknya sekitar 2 kilometer dari bibir Sungai Bengawan Solo. Kini, petani Desa Prigi Kecamatan Kanor tengah mencari investor/bantuan pengadaan pompanisasi dari pemerintah.
Kelak, bila lahan persawahan seluas 350 hektare milik petani Desa Prigi Kecamatan Kanor mendapatkan pasokan air dari Bengawan Solo. Maka, hasil panen dari lahan tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan berupa beras di tanah air. Setiap satu hekter, hasil panen sebanyak 7 hingga 8 ton. Dengan demikian, sekali panen padi di Desa Prigi mencapai 2.450 ton per panen.
Ayo, siapa yang berinvestasi. Silahkan hubungi kelompok petani Koperasi Ngudi Mandiri. Di email : ngudimandiri@gmail.com (terima kasih). ***
Berkat semangat dan kekompakan petani, jangkauan pomponisasi milik Pemdes Gedung Arum melebar ke desa lain yang ada di sebelah Selatan desa tersebut yaitu desa Temu. Total luas lahan pertanian yang dialiri pompo milik Pemdes Gedung Arum pun bertambah luas, mencapai lebih dari 900 hektare. Sekali panen, pembagian hasil dari petani mencapai Rp 1,5 miliar.
Kesuksesan petani Desa Gedung Arum pun dilirik petani lain di Kecamatan Kanor seperti Desa Prigi Kecamatan Kanor yang letaknya sekitar 2 kilometer dari bibir Sungai Bengawan Solo. Kini, petani Desa Prigi Kecamatan Kanor tengah mencari investor/bantuan pengadaan pompanisasi dari pemerintah.
Kelak, bila lahan persawahan seluas 350 hektare milik petani Desa Prigi Kecamatan Kanor mendapatkan pasokan air dari Bengawan Solo. Maka, hasil panen dari lahan tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan berupa beras di tanah air. Setiap satu hekter, hasil panen sebanyak 7 hingga 8 ton. Dengan demikian, sekali panen padi di Desa Prigi mencapai 2.450 ton per panen.
Ayo, siapa yang berinvestasi. Silahkan hubungi kelompok petani Koperasi Ngudi Mandiri. Di email : ngudimandiri@gmail.com (terima kasih). ***