KANOR – Soliditas antar
anggota KSU Ngudi Mandiri semakin menguat. Tanda ini terlihat dari
antusiasme anggota mengikuti rapat
bulanan untuk membahas unit usaha yang akan dijalankan koperasi yang
berkedudukan di Dusun Gebang Desa Gedongarum Kecamatan Kanor Bojonegoro ini. Rapat
yang diselenggarakan di kantor koperasi tersebut dimulai pukul 17.30 dan
berakhir pukul 23.30.
Ada tiga tema utama yang dibahas dalam
rapat yang dipimpin langsung oleh KSU ngudi mandiri Ahmad Riyadi Amar yaitu
laporan penjualan pupuk musim tanam Juni 2012, pembentukan panitia acara panen
raya bersama Bupati Bojonegoro Suyoto dan rencana usaha berikutnya setelah
selesai menjual pupuk.
“Unit usaha koperasi sulit berkembang
apabila antar pengurus dan anggota tidak kompak, tidak guyup dan tidak gotong
royong. Karena itu, dibutuhkan kekompakan, gotong royong dan guyup agar usaha
yang dijalankan koperasi menuai hasil maksimal,” ajak Riyadi.
Setelah pembuka rapat, pria yang akrab
disapa Amar itu langsung mempersilahkan Manajer Usaha KSU Ngudi Mandiri Ahmad
Basir untuk melaporkan hasil penjualan pupuk. Dalam laporannya, Alumnus MA
At-Tanwir ini menjelaskan penjualan pupuk pada musim tanam padi Juni 2012
mencapai sebanyak 733 sak/karung.
Rincinyannya, pupuk Urea sebanyak 450
sak/karung, ZA sebanyak 63 sak/karung, Petroganik sebanyak 95 sak/karung, SP
sebanyak 110 sak/karung dan Ponska sebanyak 15 sak/karung. “Dari sebanyak 733 sak/karung
pupuk teresebut, paling banyak di jual di Desa Gedongarum dan Desa Prigi,”
terang Basir.
Dalam kesempatan itu, Basir sempat
menyinggung rencana mendaftar sebagai agen pupuk ke Petrokimia Gresik. Hanya
saja, untuk menjadi agen tidaklah mudah. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi
seperti luas lahan petani dibawah naungan koperasi harus sekian hektare dan uang
jaminan.
“Dan paling penting ialah kemauan petani
anggota KSU Ngudi Mandiri untuk membeli pupuk yang didatangkan koperasi. Keuntungan
yang didapat petani ialah hasil penjualan pupuk nantinya juga akan kembali ke
anggota,” tandas Basir.
Selain menyinggung rencana menjadi agen
pupuk Petrokimia, Basir memiliki gagasan untuk ternak kambing. Usaha ternak
kambing ini dipilih karena empat bulan lagi sudah Idul Adha atau qurban. Sehingga,
momen ini sangat pas dan tepat bagi koperasi untuk mengembangkan ternak kambing.
“Modalnya nanti bisa menggunakan uang yang
baru saja igunakan untuk penjualan pupuk. Toh,
kalau koperasi tidak ternak kambing nantinya uang nganggur. Dari pada nganggur,
lebih baik dikembangkan untuk modal usaha,” jelas Basir.
Gagasan Basir pun disambut baik oleh
pengurus, pengawas dan anggota. Seluruh peserta rapat menyepakati rencana
ternak kambing. Ternak kambing tersebut akan dimulai Juli ini. Nantinya, ternak
kambing akan dipusatkan di sekitar kantor KSU Ngudi Mandiri dan akan dikelola
secara profesional. Artinya, pengelola akan mendapatkan bagian dari keuntungan
penjualan kambing tersebut sesuai dengan kesepakatan yaitu 60 persen untuk
pengelola dan 40 persen untuk koperasi.
“Ternak kambing ini milik koperasi bukan
milik kelompok atau perorangan. Tapi, pengelolaannya bisa kelompok maupun
perorangan. Bagi yang ingin berinvestasi bisa menghubungi manajer usaha KSU Ngudi
Mandiri,” kata Riyadi.
Selain dihadiri sejumlah anggota KSU ngudi mandiri, rapat juga dihadiri petani, perajin, dan peternak yang belum bergabung dengan KSU
ngudi mandiri asal Desa Gedongarum dan Desa Prigi. Mereka sengaja hadir dalam rapat koperasi tersebut karena
ingin mengetahui lebih dalam koperasi dan program yang akan dijalankan KSU ngudi mandiri.
"Siapa tahu program yang ingin di jalan koperasi sejalan dengan kami," kata Giman. (admin KSU Ngudi Mandiri)