Kamis, 05 Juli 2012

Titiek Soeharto Ikut Manen Padi

YOGYAKARTA – Putra Indonesia kembali menemukan padi varietas baru yaitu Bunda Sri Madrin (BSM). Padi varietas baru yang belakang dinamai Haji Muhamad Soeharto (HMS) tersebut merupakan temuan Prof Haryadi, peneliti Pusat Kajian dan Pengembangan Pertanian Organik Malang, Jawa Timur. Senin kemarin (25/6/2012), petani Dusun Pucang Anom, Murti Gading, Sanden yang tiga bulan lalu menanam BSM generasi kedua sudah memasuki masa panen.

Hasilnya, BSM yang ditanam di 11 haktare (Ha) di 11 desa hasilnya cukup memuaskan petani yaitu mencapai 14 ton per Ha. Padahal, padi varietas IR 64, Inpari 13  dan Ciherang hasil menghasilkan 6 ton - 9 ton per Ha. Kepastian hasil panen tersebut dilihat dari jumlah buliran padi yang mencapai 400 bulir per tangkai dan satu meter lahan menghasilkan 2,5 kilogram padi.

“Keuntungan petani berlipat ketika menanam Bunda Sri Madrin (BSM) atau Haji Muhamad Soeharto (HMS),” kata Umar Slamet, ketua kelompok tani  Pucang Anom, Murti Gading, Sanden disela-sela acara panen raya Bunda Sri Madrin (BSM) di kampong setempat.

Acara penen padi BSM dihadiri Titiek Soeharto putri mantan Presiden RI Soeharto yang juga Ketua DPP Partai Golkar Bidang Tani dan Nelayan, Ketua DPD Partai Golkar DIY Gandung Pardiman, Ketua DPD Partai Golkar Kab. Bantul DIY Agus Subagyo, Wakil Bupati Bantul Sumarno Prs dan Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemkab Bantul Ir Edy Suharyanto. ***

Rabu, 04 Juli 2012

Usai Jual Pupuk Selanjutnya Ternak Kambing




KANOR – Soliditas antar anggota KSU Ngudi Mandiri semakin menguat. Tanda ini terlihat dari antusiasme  anggota mengikuti rapat bulanan untuk membahas unit usaha yang akan dijalankan koperasi yang berkedudukan di Dusun Gebang Desa Gedongarum Kecamatan Kanor Bojonegoro ini. Rapat yang diselenggarakan di kantor koperasi tersebut dimulai pukul 17.30 dan berakhir pukul 23.30. 
Ada tiga tema utama yang dibahas dalam rapat yang dipimpin langsung oleh KSU ngudi mandiri Ahmad Riyadi Amar yaitu laporan penjualan pupuk musim tanam Juni 2012, pembentukan panitia acara panen raya bersama Bupati Bojonegoro Suyoto dan rencana usaha berikutnya setelah selesai menjual pupuk.

“Unit usaha koperasi sulit berkembang apabila antar pengurus dan anggota tidak kompak, tidak guyup dan tidak gotong royong. Karena itu, dibutuhkan kekompakan, gotong royong dan guyup agar usaha yang dijalankan koperasi menuai hasil maksimal,” ajak Riyadi.

Setelah pembuka rapat, pria yang akrab disapa Amar itu langsung mempersilahkan Manajer Usaha KSU Ngudi Mandiri Ahmad Basir untuk melaporkan hasil penjualan pupuk. Dalam laporannya, Alumnus MA At-Tanwir ini menjelaskan penjualan pupuk pada musim tanam padi Juni 2012 mencapai sebanyak 733 sak/karung.

Rincinyannya, pupuk Urea sebanyak 450 sak/karung, ZA sebanyak 63 sak/karung, Petroganik sebanyak 95 sak/karung, SP sebanyak 110 sak/karung dan Ponska sebanyak 15 sak/karung. “Dari sebanyak 733 sak/karung pupuk teresebut, paling banyak di jual di Desa Gedongarum dan Desa Prigi,” terang Basir.

Dalam kesempatan itu, Basir sempat menyinggung rencana mendaftar sebagai agen pupuk ke Petrokimia Gresik. Hanya saja, untuk menjadi agen tidaklah mudah. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi seperti luas lahan petani dibawah naungan koperasi harus sekian hektare dan uang jaminan.

“Dan paling penting ialah kemauan petani anggota KSU Ngudi Mandiri untuk membeli pupuk yang didatangkan koperasi. Keuntungan yang didapat petani ialah hasil penjualan pupuk nantinya juga akan kembali ke anggota,” tandas Basir.

Selain menyinggung rencana menjadi agen pupuk Petrokimia, Basir memiliki gagasan untuk ternak kambing. Usaha ternak kambing ini dipilih karena empat bulan lagi sudah Idul Adha atau qurban. Sehingga, momen ini sangat pas dan tepat bagi koperasi untuk mengembangkan ternak kambing.

“Modalnya nanti bisa menggunakan uang yang baru saja igunakan untuk penjualan pupuk. Toh, kalau koperasi tidak ternak kambing nantinya uang nganggur. Dari pada nganggur, lebih baik dikembangkan untuk modal usaha,” jelas Basir.

Gagasan Basir pun disambut baik oleh pengurus, pengawas dan anggota. Seluruh peserta rapat menyepakati rencana ternak kambing. Ternak kambing tersebut akan dimulai Juli ini. Nantinya, ternak kambing akan dipusatkan di sekitar kantor KSU Ngudi Mandiri dan akan dikelola secara profesional. Artinya, pengelola akan mendapatkan bagian dari keuntungan penjualan kambing tersebut sesuai dengan kesepakatan yaitu 60 persen untuk pengelola dan 40 persen untuk koperasi.

“Ternak kambing ini milik koperasi bukan milik kelompok atau perorangan. Tapi, pengelolaannya bisa kelompok maupun perorangan. Bagi yang ingin berinvestasi bisa menghubungi manajer usaha KSU Ngudi Mandiri,” kata Riyadi.

Selain dihadiri sejumlah anggota KSU ngudi mandiri, rapat juga dihadiri petani, perajin, dan peternak yang belum bergabung dengan KSU ngudi mandiri asal Desa Gedongarum dan Desa Prigi. Mereka sengaja hadir dalam rapat koperasi tersebut karena ingin mengetahui lebih dalam koperasi dan program yang akan dijalankan KSU ngudi mandiri.

"Siapa tahu program yang ingin di jalan koperasi sejalan dengan kami," kata Giman. (admin KSU Ngudi Mandiri)